Belajar Fotografi Untuk Pemula Lengkap dari Seorang Fotografer Profesional



Tulisan berikut ini merupakan rangkuman dari pelatihan online Basic photography yang ditutori oleh seorang fotografer bernama Andika Nugraha di platform Ruang Kerja by Ruang Guru.

Fotografi merupakan metode atau proses untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut. dan pegiatnya disebut Fotografer.

Dan kamera adalah instrumen terpenting dalam fotografi, tanpa kamera tidak akan ada foto yang dapat dihasilkan, entah kamera handphone, DSLR, mirorrles, Pocket, dll. 

Oleh karena itu pengetahuan seputar kamera, dan belajar skill dasar fotografi lengkap adalah pengetahuan wajib yang harus dimiliki, untuk memulai belajar fotografi. dalam hal ini kamera yang akan Senoworker bahas adalah kamera DSLR.

Basic DSLR Camera Setting

Carmera DSLR memiliki dua jenis sensor yang berbeda yakni camera DSLR bersensor APSC dan camera DSLR bersensor fullframe. Perbedaan ini mempengaruhi banyak aspek, mulai dari harga, performa dll. berikut perbandingan kedua jenis kamera diatas dengan menggunakan lensa yang sama:

  • Camera APSC:

1. Miror Box lebih kecil
2. Lebar gambar yang dihasilkan lebih sempit dibanding full frame
3. Kemampuan Low Light kurang optimal
4. Noise lebih banyak saat mengambil gambar low light
5. Harga Lebih murah dibanding full frame

  • Camera Full frame:

1. Miror Box lebih besar
2. Sisi gambar yang dihasilkan lebih panjang/lebar dibanding APSC
3. Kemampuan Low Light lebih baik
4. Noise lebih sedikit saat mengambil gambar low light
5. gambar bokeh lebih cantik karena deep of field (DOF) nya lebih besar daripada APSC

Sensor APSC dan Full Frame bukan hanya ada di kamera DSLR saja namun pada kamera mirorrless juga ada sensor APSC dan Full.

Mode/Settingan Kamera

Selanjutnya, setelah mengetahui jenis sensor kamera dengan kelebihan dan kekurangannya. Untuk memulai belajar fotografi kamu harus mengetahui mode/settingan kamera. 

Mode/settingan kamera berguna untuk membantumu mengambil gambar dengan optimal sesuai dengan objek yang kamu foto dan kondisi cahaya dilingkungan objek berada, sehingga gambar yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

Berikut ini berbagai jenis mode/settingan pada kamera Digital/DSLR beserta fungsinya:

Mode Otomatis:
  • Mode Auto. Mode ini biasanya ditandai dengan ikon berwarna hijau. Pada mode ini kamu tidak perlu menyeting apapun, karena semua settingan kamu serahkan sepenuhnya pada kamera, seperti settingan Shutter Speed, Aperture, ISO, dll.
  • Mode Potrait. Mode ini biasanya disimbolkan dengan icon kepala atau wajah seseorang. Mode Potrait biasanya digunakan untuk memotret objek tunggal dan kamera akan otomatis mengatur aperture pada F paling besar, contoh F 1.8 atau F 2.8. Intinya, mode ini berfokus pada satu objek dan mengeblurkan bagian belakang objek (efek bokeh)
  • Mode Makro. Simbol mode makro biasanya dilambangkan dengan icon bunga. Mode ini digunakan untuk memotret objek marko/kecil seperti memotret bunga atau serangga dari jarak yang dekat. Memotret objek yang kecil memiliki kesulitan tersendiri sebab kamera akan sulit fokus pada objek. Agar hasilnya optimal, kamu bisa menggunakan alat pendukung seperti tripod/gimbal untuk membantu kamera fokus pada objek secara maksimal. 
  • Mode Landscape. Mode Landscape biasanya disimbolkan dengan icon gunung. Fungsi mode landscape adalah untuk memotret objek Lanscape seperti Pemandangan, bangunan yang luas, kerumunan manusia, atau objek lain yang luas. Pada mode ini kamera akan otomatis menyeting bukaan kecil atau Aperture pada F yang paling kecil sehingga kamera memiliki bidang fokus yang lebih luas.
  • Mode Sport/Action. Icon mode sport dilambangkan dengan simbol orang yang sedang berlari. fungsi dari mode ini adalah untuk menakap objek atau memotret objek yang bergerak cepat. Mode ini akan membuat kamera otomatis mengatur Shutter Speed dan ISO tinggi atau maksimal, tujuanya untuk "membekukan" objek bergerak agar dapat tertangkap kamera.
  • Mode Night Shoot. Mode ini dilambangkan dengan icon orang dan bulan sabit diatasnya. Mode Night Shoot digunakan untuk memotret disituasi low light atau di lokasi yang minim cahaya. Pada mode ini kamera akan otomastis menyetting speed rendah artinya kamu harus menggunakan tripod atau gimbal agar hasil foto tidak goyang atau rusak.

Mode Semi Otomatis:
  • Mode Aperture Priority/Aperture Value. Mode ini biasanya dilambangkan dengan ikon huruf A atau AV. Fungsi mode ini memberi keleluasaan pada fotografer untuk mengatur aperture secara manual. Sedangkan kamera secara otomatis mengatur Shutter Speed, ISO, dan White balance agar menghasilkan gambar dan eksposure yang bagus. 
  • Mode Shutter Speed Priority. Mode ini biasanya dilambangkan dengan icon huruf S atau TV. Fungsi mode Shutter Speed Priority adalah memberikan settingan Shutter Speed sepenuhnya pada fotografer, sedangkan settingan yang lainnya dilakukan oleh kamera secara otomatis.
  • Mode Program. Mode ini dilambangkan dengan icon huruf P. Mode program hampir serupa dengan mode automatic/auto, bedanya kamu tidak sepenuhnya menyerahkan settingan pada kamera, kamu masih dapat mengatur semuanya secara manual seperti Shutter Speed, ISO, Aperture.
Mode Manual:
  • Mode Manual. Mode ini disimbolkan dengan huruf M. Mode manual adalah mode yang memeberimu kebebasan untuk menyetting kamera sepenuhnya artinya tidak ada yang diatur secara otomatis. mode ini biasanya digunakan oleh fotografer profesional sebab akan sangat sulit digunakan oleh fotografer yang baru belajar.

Segitiga Exposure

Jika kamu mau belajar menggunakan kamera dengan mode manual, terlebih dahulu kamu harus pelajari dan pahami segitiga exposure. Apa itu segitiga exposure? 

Segitiga exposure ini berkaitan dengan tiga elemen dasar yakni Shutter Speed, Aperture, dan ISO yang harus selalu seimbang, kenapa harus seimbang? Agar memperoleh hasil foto maupun video dengan kecerahan dan warna yang pas.

Agar lebih baham apa itu segitiga exposur, mari kita bedah ketiga elemen didalamnya yakni Shutter Speed, Aperture, dan ISO.

  • ISO
ISO digunakan untuk meningkatkan kemampuan kamera untuk menemukan kecerahan tertentu. semakin tinggi ISO semakin terang, namun jika terlalu banyak menggunakan ISO saat berada dilokasi low light gambar yang diperoleh akan memunculkan noise.

contoh; jika kamu berada di ruangan yang minim cahaya dan akan memotret suatu objek namun tidak terlihat, maka kamu bisa meningkatkan ISO secukupnya pada kameramu, untuk membuat suasana yang tadinya gelap menjadi lebih terang. 

saat menggunakan kamera di outdor dan terang, ISO mu cukup disetting rendah saja karena kamera sudah terbantu oleh cahaya matahari yang terang.

  •  Shutter Speed 
Shutter speed ini berkaitan dengan kecepatan kamera dalam menangkap suatu objek. 

Jika pada siang hari kamu menggunakan Shutter speed yang tinggi misal diatas 1/1000, kamu dapat memotret objek yang bergerak cepat seperti kendaraan dijalan, ombak di pantai, dan lain sebagainya. 

Sedangkan jika kamu menggunkan shutter speed rendah saat berada di outdor dengan cahaya yang terang maka kamu akan memperoleh gambar yang sangat terang atau over exposure. Shutter Speed rendah bagus digunakaan di lokasi minim cahaya. Maka gunakanlah Shutter Speed dengan tepat sesuai kebutuhan dan keadaan cahaya di lokasi.

  • Aparture
Aparture ini berkaitan dengan bukaan lensa untuk menangkap cahaya, disimbolkan dengan kode F. Fungsi Aparture adalah untuk mendapatkan ruang fokus. Semakin kecil anka aperture semakin banyak cahaya yang ditangkap kamera begitu juga sebaliknya.

Semakin besar F, atau kecil angka aparture misalnya F1.8 kamu akan memperoleh bukaan besar dan ruang fokus yang sempit, artinya kamu akan mendapatkan foto objek yang fokus sedangkan bagian belakangnya bokeh atau blur. F yang besar juga cocok untuk mengambil gambar saat low light.  

Semakin Kecil F, atau besar angka aparture misal F8.0 atau F10.0 dsb. kamu akan memperoleh bukaan kecil dan ruang fokus luas, artinya kamu tidak akan mendapatkan foto yang bokeh namun foto yang detail. Biasanya aparture kecil digunakan untuk memotret pemandangan atau landscape.

Rule of Third

Setelah belajar secara teknis cara mengoperasikan kamera, kali ini kita mulai bicara teknik pengambilan gambar/foto. 

Yang pertama adalah Rule of Third, untuk mendapatkan hasil pemotretan yang berkualitas kita dapat menggunakan prinsip Rul of Third yang artinya bidang foto dibagi menjadi tiga bagian sama besar secara horizontal dan tiga bagian secara vertikal. 

Sehingga foto memiliki sembilan opsi penempatan objek, dan empat titik persilangan garis secara horizontal dan vertikal. 

Empat titik pertemuan garis itu dapat dijadikan pilihan utama dalam memposisikan objek, agar hasilnya bagus dan seimbang.

Membuat Efek Bokeh

Hal yang pertama harus kamu perhatikan dalam membuat efek bokeh adalah settingan Aperture, aperture ini disimbolkan dengan huru F. Semakin kecil angka F, misal F1.8 maka bukaan lensa akan semakin besar dan ruang fokusnya akan menyempit. Maka ketika kamu menyeting F dengan kecil efek bokehnya akan semakin kentara. 

Setelan Focal Leght (jarak zoom pada lensa) juga berperan dalam membuat efek bokeh untuk memperkecil ruang fokus. Setiap lensa memiliki ukuran focal leght yang berbeda-beda. untuk efek bokeh yang maksimal gunakan Focal Leght minimal 35mm.

Selain focal leght dan Aperture, komponen lain seperti bacground juga tak kalah penting perannya saat ingin membuat efek bokeh. Hindari background flat seperti tembok, dan buatlah jarak antara objek dan background jangan sampai terlalu dekat.

Slow Speed Photography at Night

Untuk membuat foto slow speed, cara yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan Teknik fotografi yang memaksimalkan peran shutter speed. Hal-hal yang harus disiapkan untuk belajar memotret foto slow speed diantaranya:
  • Kamera DSLR atau Mirorless
  • Tripod (karena akan menggunakan Shutter yang rendah, gambar rawan goyang)
  • Lokasi yang memiliki banyak terdapat sumber cahaya lampu seperti gedung perkantoran, jalan raya dll.
  • Lensa Wide/ Lensa Kit
Proses pengambilan gambar bisa dimulai dengan memilih objek dan mempersiapkan tripod dan kamera. Setelah itu setting White balance ke day light kelvinya diatas 5000 untuk memberi efek kuning (jika objeknya jalan raya dan lalu-lalang kendaraan), lalu shutter speed 15", aparture F16, ISO 100, Timer 2 detik (untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter).

Settingan diatas bisa kamu kembangkan sendiri.
Untuk belajar lebih dalam dan lebih jelas lagi mengenai fotografi dan bagaimana caranya menjadi fotografer, kamu bisa mencari tutorialnya yang banyak sekali di internet, tinggal mau apa enggak ajah. artikel ini cuma memberi info dasar-dasarnya saja.










Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.