10 Jurusan Kuliah yang Jarang Dilirik Tapi Justru Dicari di Masa Depan


Peluang Karier Besar di Balik Jurusan “Sepi Peminat”

Di tengah hebohnya jurusan-jurusan populer seperti Kedokteran, Teknik Informatika, atau Manajemen, ada jurusan-jurusan yang secara statistik sepi peminat tetapi justru jadi rebutan di dunia kerja. Banyak di antaranya tak masuk radar karena terdengar asing, terkesan membosankan, atau dianggap tak menjanjikan. Padahal, dengan melihat arah perubahan zaman, justru di sinilah potensi besar itu berada.


1. Ilmu Aktuaria: Profesi yang Diperlukan Era Ketidakpastian

Saat dunia makin tak pasti—mulai dari ekonomi, iklim, hingga geopolitik—profesi yang mampu mengelola risiko sangat dibutuhkan. Jurusan Aktuaria melatih kemampuan analisis risiko berbasis matematika dan statistik, khususnya di industri asuransi, fintech, dan keuangan digital. UI dan ITB termasuk pelopornya. Dengan tumbuhnya ekonomi digital dan penetrasi asuransi yang makin luas, permintaan tenaga aktuaris bakal melonjak tajam.


2. Teknik Energi Terbarukan: Motor Revolusi Hijau

Dengan target net zero emission pada 2060 dan pergeseran global menuju energi bersih, jurusan ini menjadi sangat strategis. Sayangnya, masih sangat sedikit peminatnya. Jurusan ini mencakup pembelajaran soal tenaga surya, angin, biomassa, dan sistem energi cerdas. Politeknik Negeri Bali, ITS, dan ITB mulai mengembangkan jurusan ini secara serius. Dunia akan kekurangan tenaga ahli energi hijau—dan Indonesia butuh banyak ahli di bidang ini.


3. Teknologi Pangan: Pangan Bukan Sekadar Bertani

Di dunia yang makin padat dan menua, urusan makanan bukan lagi soal sawah dan dapur. Teknologi pangan mencakup riset komposisi gizi, inovasi produk, hingga keamanan pangan. Jurusan ini krusial untuk mencegah krisis pangan global. IPB University dan Universitas Brawijaya unggul di bidang ini. Di masa depan, ahli teknologi pangan akan jadi pahlawan tanpa jubah untuk ketahanan pangan nasional.


4. Data Sains Pertanian dan Smart Farming: Petani Masa Depan Tak Pegang Cangkul

Salah satu transformasi terbesar saat ini adalah di bidang pertanian. Jurusan pertanian berbasis teknologi (precision agriculture, AI, dan IoT) mulai dikembangkan. IPB dan UGM sudah mengintegrasikan ini lewat program Agroteknologi dan Data Sains Pertanian. Profesi baru seperti agritech data analyst atau agronom AI specialist akan menjadi bagian penting dari industri pangan global.


5. Ilmu Perpustakaan & Sains Informasi Digital: Bukan Lagi Soal Buku

Di era banjir data, siapa yang bisa menyaring, mengelola, dan mengamankan informasi akan menjadi aset utama. Jurusan Ilmu Perpustakaan modern mengajarkan pengelolaan basis data digital, manajemen arsip elektronik, dan sistem informasi organisasi. UI dan Unpad memiliki program studi yang terus bertransformasi. Banyak lulusannya kini bekerja di sektor digital, e-government, hingga korporasi teknologi.


6. Teknik Geofisika dan Geologi: Fondasi Transisi Energi dan Infrastruktur

Meskipun sepi peminat, jurusan ini menjadi sangat penting dalam eksplorasi energi, pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta proyek energi baru seperti geothermal. ITB, UGM, dan Unhas masih menjadi rujukan utama. Dunia akan kekurangan tenaga ahli di bidang eksplorasi energi bersih—dan Indonesia duduk di cincin api penuh potensi.


7. Pendidikan Luar Biasa: Dunia Inklusif Butuh Guru Inklusif

Dengan meningkatnya kesadaran tentang hak penyandang disabilitas, jurusan ini akan sangat penting di masa depan. Pendidikan Luar Biasa tak hanya soal mengajar anak berkebutuhan khusus, tapi juga membentuk ekosistem pendidikan yang merangkul semua. UNY, UNJ, dan UM adalah pelopor. Pemerintah dan dunia kerja akan makin membuka ruang inklusif—dan SDM di bidang ini akan sangat dicari.


8. Arsitektur Lanskap: Arsitek Masa Depan untuk Lingkungan yang Berkelanjutan

Krisis iklim, urbanisasi, dan kebutuhan ruang hijau membuat profesi ini semakin penting. Jurusan ini menggabungkan desain, ekologi, dan tata kota untuk membangun lingkungan sehat dan berkelanjutan. IPB dan ITB termasuk yang mengembangkan jurusan ini secara aktif. Di masa depan, lanskap arsitek akan jadi penentu wajah kota modern.


9. Transportasi Logistik dan Rantai Pasok: Backbone Ekonomi Digital

Pandemi dan krisis global menunjukkan bahwa logistik adalah urat nadi ekonomi. Jurusan ini masih asing, tapi potensi kariernya sangat besar. ITS dan Politeknik APP Jakarta sudah mengembangkan program studi ini. Dari e-commerce, manufaktur, hingga bantuan kemanusiaan—semua butuh manajer logistik yang andal.


10. Filsafat & Etika Teknologi: Untuk Dunia yang Makin Kompleks

Di era AI, bioteknologi, dan algoritma, manusia perlu mengatur ulang etika, moralitas, dan nilai. Jurusan Filsafat modern (seperti di UI dan UGM) sudah menyentuh isu bioetika, digital governance, hingga etika AI. Perusahaan teknologi besar bahkan sudah merekrut eticist dan data philosopher untuk merancang sistem yang adil. Dunia masa depan butuh lebih banyak pemikir daripada pengikut algoritma.


Penutup: Berani Beda Adalah Kunci Keunggulan

Terkadang, jurusan yang tampak biasa atau bahkan dihindari justru menyimpan peluang karier yang luar biasa. Dunia masa depan bukan milik mereka yang ikut arus, tapi milik mereka yang membaca arah dan bersiap dari sekarang. Kalau kamu berani melangkah ke jalur yang tak banyak orang tempuh, bisa jadi justru di sanalah letak keunggulanmu.


Sudah Siap Menjadi “Pemilik Masa Depan”?

Dari 10 jurusan di atas, mana yang bikin kamu berpikir ulang soal pilihan kuliah? Coba tuliskan di kolom komentar—atau share ke teman yang kamu rasa perlu tahu jurusan-jurusan langka tapi strategis ini.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.